nusakini.com - “Kostratani adalah pusat gerakan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan dengan menggunakan teknologi informasi 4.0. Komunikasi terhubung dari pusat hingga daerah”. Ujar Prof. Dedi Nursyamsi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian di depan widyaiswara dan peserta pelatihan petani peternak milenial Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang. (07/02/2020)

“Ada daerah yang potensinya di hortikultura seperti di Lombok tengah Praya, kalua di NTT tentunya peternakan sapi”. Karena itu tegas Prof. Dedi “Kostratani di NTT khususnya dukung peningkatan produksi produktivitas ternak Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (sikomandan)”. 

Kita disini bagian dari kostratani yang punya kewajiban mensukseskan program kementan di daerahnya masing-masing. Ada propaktani (Peningkatan Produksi Tanaman Pangan melalui Pengembangan Kawasan Berbasis Korporasi), Gedor horti (Gerakan Mendorong Produksi, Meningkatkan Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura), Grasida (Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing) tanaman perkebunan, Gratieks. (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor), Sikomandan, pertanian masuk sekolah dan program pemanfaatan KUR bunga rendah. 

“Karena itu jadilah widyaiswara yang luar biasa bukan yang biasa-biasa saja” Tegas Prof. Dedi untuk mencapai tujuan yang luar biasa. Mentan Syl, Syahriul Yasin Limpo selalu mengingatkan kita “Tidak boleh ada seorangpun yang mengalami kelaparan di bumi Indonesia ini. Sejahterakan petani dan Tingkatkan ekspor”. 

“Kita insan pertanian, peternakan memiliki tantangan terbesar menyediakan pangan hayati sumber protein dan lemak yang berasal dari ternak. Menyediakam protein dan lemak itu adalah tugas yang sangat strategis dan luar biasa”. Prof. Dedi menambahkan “Cita-cita yang luar biasa tidak mungkin bisa kita capai dengan cara-cara yang biasa . Tujuan yang luar biasa pasti harus di capai dengan cara-cara yag luar biasa”. 

“Widyaiswara support Kostratani terus ciptakan pengusaha pertanian milenial. Kita cetak Sandi dan Rizal baru yang mampu berpenghasilan hingga 200 juta perbulan”. Prof. Dedi menyerukan “Tumbuhkan pengusaha pertanian peternalan milenial di NTT . Kita harus ciptakan petani milenial yang mampu mengjasilkan sapi kualitas tinggi, susu dan turunannya”. (prb)